Friday, November 26, 2010

WASPADAILAH FITNAH SURURIYYAH..!!

WASPADAILAH FITNAH SURURIYYAH..!!

by Al Fawaid on Friday, November 26, 2010 at 7:49pm

Pertarungan antara kebenaran dan kebatilan terus berlanjut hingga hari kiamat, masing-masing dari kebenaran dan kebatilan memiliki penyeru dan pembela. Penyeru kebenaran berusaha menyelamatkan umat dan membawanya ke jalan yang lurus agar mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat, sedangkan penyeru kebatilan berusaha menyesatkan dan merusak umat agar mereka celaka.

Merupakan hal yang menakjubkan bahwa penyeru kebatilan menampakkan diri kepada umat bahwa mereka adalah du’at Salafiyyin untuk mengelabui umat sehingga mengikuti pemikiran-pemikiran mereka dan menganggap baik manhaj mereka.

Mereka gunakan perkataan-perkataan yang mujmal (global) dan samar yang mengandung seribu makna, tercampur di dalamnya yang haq dan batil. Inilah cara-cara ahlu bid’ah dari masa ke masa sebagaimana dijelaskan oleh Al-Imam Ibnul Qayyim, karena suatu bid’ah jika berupa kebatilan yang murni maka tidak mungkin di terima oleh manusia, setiap orang akan bersegera membantah dan mengingkarinya. Seandainya bid’ah itu kebenaran yang murni maka itu bukanlah merupakan bid’ah, tetapi adalah sunnah. Maka bid’ah tersebar di kalangan manusia awam karena mengandung kebenaran dan kebatilan. Di antara kelompok yang sangat lihai mengelabui umat dengan kalimat-kalimat yang sangat mujmal dan samar adalah kelompok sururiyyah. Kelompok ini lebih berbahaya di bandingkan kelompok sesat lainnya karena lebih sulit dideteksi kesesatannya, tetapi Allah tidak membiarkan gerakan mereka, Allah siapkan pasukan-pasukanNya dari para pembela Sunnah untuk membeberkan kepada umat makar-makar dan membuka kedok-kedok mereka.

Dalam bahasan ini kami meminta taufik kepada Allah untuk menukil sedikit dari penjelasan para ulama tentang keadaan mereka dengan harapan bisa ikut menyumbangkan saham dalam membentengi umat dari kejahatan mereka.

Organisasi Kelompok Sururiyah

Kelompok ini dimotori Muhammad Surur bin Nayif Zainal Abidin, pendiri yayasan Muntada Al-Islami yang berpusat di london Inggris. Dia juga pendiri dari redaktur majalah As-Sunnah Al-Britaniyyah dan majalah Al-Bayan bersama Muhammad Al-Abduh, Muhammad Mis’ary dan kawan-kawannya. Muhammad Surur adalah kelompok yang masyhur dengan penyimpangan dan permusuhan mereka kepada para ulama salaf di dalam majalah mereka yang terbit dari London dan dalam tulisan-tulisan mereka.

Kelompok ini merupakan jamaah yang terorganisir rapi sebagaimana di katakan Muhammad Surur kepada Syaikh Al-’Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i, “Kami tidak menyembunyikan kepada kalian bahwa kami adalah sebuah jamaah, kami loyal kepada setiap muslim dan kami tidak taa’shshub.” (Risalah Syaikh Muqbil kepada Syaikh Abdullah bin Ubailan sebagaimana dalam kitab Al-Quthbiyyah cet. 2 hal. 158).

Tujuan Utama Kelompok Sururiyyah

Tujuan utama kelompok sururiyyah adalah mendirikan dan merebut kekuasaan dan mendirikan Khilafah Islamiyyah (negara islam), mereka berkata, “Gerakan-gerakan iIslam yang ada sekarang ini adalah seperti kumpulan pasukan yang mengumpulkan umat dengan perbedaan pemikiran-pemikirannya, untuk menanggulangi fitnah kekufuran… maka gerakan-gerakan Islam ini adalah pengganti Daulah Islamiyyah…” (Madkhal Ila Tarsyid ‘Amal Islamy hal. 116 sebagaimana dalam Al-Quthbiyyah hal. 20).

Salman Al Audah berkata, “Daulah Khilafah berlangsung lebih dari 13 abad… adapun realita sekarang ini, maka sangat menyedihkan karena semua misal yang dipandang mata adalah misal-misal yang tidak Islami…” (kaset Ummah Ghaibah?! sebagaimana dalam Al-Quthbiyyah hal. 23).

Safar Al Hawaly berkata: “Kita sangat merindukan Afghanistan akan menjadi batu pertama bagi Daulah Islamiyyah…” (Syarh Thahawiyyah 266/2 sebagaimana dalam Al-Quthbiyyah hal. 23).

Referensi Kelompok Sururiyyah

Di samping majalah Al Bayan oleh Al Abduh dan majalah As-Sunnah Al-Britaniyyah oleh Surur, kelompok ini memiliki referensi-referensi yang diharuskan kepada pengikutnya untuk membacanya dengan urutan-urutan yang rapi dan seragam, di antara referensi-referensi mereka adalah, Kitab-kitab Sayyid Quthb seperti Fi Zhilalil Qur’an, ‘Adalah Ijmaiyyah, Ma’rakatul islam wa Ra’sumaliyyah, dan Ma’alim Fi Thariq, Mausu’ah Haraqiyyah oleh Fathi Yakan, Munthaliq, ‘Awaiq, dan Bawariq oleh Muhammad Ahmad Ar-Rasyid (nama samaran dari Abdul Mun’im bin Shalih Al-illy Al-’Izzy), Harakatun Nafs Zakiyyah oleh Muhammad Al-Abduh, Ahlussunnah wal Jamaah Ma’alim Inthilaqatil Kubra oleh Muhammad Abdul Hadi Al-Mishry, Jahiliyyah Abad 20 oleh Muhammad Quthb, Al-Islam Al-Hadits oleh Jamal Sulthan, Wa Ja’a Daurul Majus oleh Abdullah Muhammad Al Gharib (nama samaran dari Muhammad Surur bin Nayif Zainal Abidin!), Da’wah Islamiyyah Faridhan Syar’iyyah oleh Shadiq Amin (nama samaran dari Abdullah Azzam) dan masih banyak lagi yang senafas dengan kitab-kitab di atas.

Penyimpangan Kelompok Sururiyyah

Kelompok ini memiliki ciri-ciri khas, kesesatan dan penyimpangan dari manhaj yang lurus, manhaj Salafus Shalih. Di antara penyimpangan-penyimpangan mereka adalah berikut:

1. Kebencian mereka kepada kitab-kitab Aqidah.

Muhammad Surur berkata, “Aku melihat kitab-kitab aqidah, ternyata kitab-kitab itu ditulis bukan pada zaman kita, kitab-kitab itu adalah solusi untuk beberapa problematika pada saat kitab-kitab itu di tulis, sedangkan zaman kita sekarang ini membutuhkan solusi-solusi yang baru, dari sinilah maka gaya bahasa dari kitab-kitab aqidah banyak yang kering, karena hanya terdiri dari nash-nash dan hukum-hukum…” (Manhajul Anbiya fi Da’wah Ilallah 1/8). Ucapan ini telah di bantah oleh para ulama seperti Syaikh Ibnu Baz, Al-Albani, Al-Fauzan, sebagaimana nanti akan kami sebutkan.

2. Kecenderungan mereka kepada pemikiran Khawarij.

Hal ini nampak pada pemikiran takfirnya, yaitu mengafirkan seorang muslim dengan kemaksiatan yang dia lakukan, baik mereka itu penguasa maupun rakyat.

Adapun pengkafirannya pada para penguasa muslim maka tampak jelas pada tulisan-tulisannya di majalah As-Sunnah Al-Britaniyyah yang terbit dari London Inggris. Adapun pengkafirannya kepada kaum muslimin secara umum maka tampak pada perkataannya di kitabnya Manhajul Anbiya Fi Da’wah Ilallah 1/158, “Kaum Luth jika menerima ajakan Nabi mereka agar beriman kepada Allah dan meninggalkan kesyirikan maka hal itu tidaklah bermakna bagi mereka, jika mereka tidak meninggalkan kebiasaan buruk mereka dari mendatangi sesama jenis yang mereka sepakat melakukannya.”

Demikianlah Muhammad Surur mengkafirkan pelaku dosa besar secara mutlak walaupun pelakunya tidak menghalalkannya. Ucapan di atas telah di bantah oleh Syaikh Dr. Shalih Fauzan bin Fauzan dalam kaset “Pentingnya Tauhid”. (Madarikun Nadzhar hal. 120 oleh Syaikh Abdul Malik Ramadhani).

Mereka juga membolehkan khuruj (memberontak) terhadap waliyyul amr dan juga menghalalkan provokasi dan agitasi terhadap pemerintah muslim sebagaimana dikatakan oleh Salman Al-Audah dalam kasetnya Humum Multazimah dan yang lainnya. (Untuk membantah syubhat ini lihat “Fitnah Takfir” oleh Syaikh Al-Albani yang dimuat dalam majalah Al-Furqon edisi 10 th. II hal. 36-41).

3. Permusuhan mereka yang sangat kepada para ulama Salafiyyin.

Muhammad Surur mengatakan tentang para ulama Salafiyyin di Saudi Arabia, “Mereka ini selalu membuat kedustaan, memata-matai, menulis ketetapan-ketetapan dan melakukan segala sesuatu yang diminta majikannya… dan jumlah mereka sedikit -walhamdulillah-, dan mereka adalah para penyelundup dalam dakwah dan aktivitas Islam… walaupun mereka ini memanjangkan jenggotnya dan memendekkan celananya, dan menganggap diri mereka adalah para pembela sunnah…” (Majalah As-Sunnah Al-Britaniyyah edisi 23. bulan Dzulhijjah 1412 H, Hal 29-30).

Muhammad Mis’ary berkata, “Aku tidak pernah menyinggung aqidah Muhammad bin Abdul Wahhab, aku hanya menyebutkan kenyataan bahwa dia adalah seorang yang lugu dan bukan seorang Ulama!!!…”

Muhammad Mis’ary berkata, “Pendapatku pribadi bahwa Syaikh Ibnu Bazz telah sampai pada fase kerusakan akal karena usia tua… tetapi aku tidak melihat kufur bawwah (nyata) padanya…” (pernyataan Lajnah Difa’ ‘An Huquq Syar’iyyah, London kamis 22/10/1415 H bertepatan dengan 23/3/1995 M).

Salman Al-Audah menuduh para ulama saudi seperti Syaikh bin Baz dan Syaikh Al-Utsaimin bukanlah rujukan ilmiah yang shahih dan terpercaya. (Majalah Al-Ishlah Al-Imaratiyyah edisi 223-228/ 1-3/12/1992 hal. 11).

Safar Al-Hawaly menuduh para ulama Saudi Seperti Syaikh Ibnu Baz dan Syaikh Utsaimin tidak mengerti waqi’ (Realita umat) (kaset Fafirru II).

Abdurrahman Abdul Khaliq mengatakan bahwa Syaikh Al-Allamah Al-Mufassir Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithy adalah perpustakaan yang berjalan tetapi sudah usang cetakannya sehingga perlu direvisi! (Khuthuth Raisiyyah Liba’tsil Ummah Islamiyyah hal. 78 sebagaimana dalam jama’ah wahidah hal. 41 oleh Syaikhuna Al-Allamah Rabi’ bin Hadi Al Madkhali). Abdurrahman Abdul Khaliq mengatakan bahwa ulama Salafiyyin adalah ulama haidh dan nifas. (Khuthuth Raisiyyah Liba’tsil Ummah Islamiyyah hal. 40).

Sungguh alangkah kotornya ucapan yang keluar dari mulut-mulut mereka. Ingatlah wahai saudaraku bahwa mencela ulama termasuk tanda-tanda Ahli Bid’ah dari dulu hingga sekarang (Lihat tulisan penulis “Urgensi Ilmu dan Ulama” dalam Majalah Al-Furqon edisi 6 th II).

4. Loyalitas Mereka kepada Ahli Bid’ah Dan musuh-musuh Islam.

Mereka memuji dan mengelu-elukan Hasan At-Turabi As-Sudani, penentang hadits Rasulullah, demikian juga Ayatusy Syiah Khomeini Ar-Rafidhi Al Mal’un (yang terlaknat-red) mereka katakan sebagai imam dan tokoh sejarah yang agung dan jenius. (pernyataan resmi Lajnah Difa’ ‘An Huquq Syar’iyyah, London, kamis 22/10/1415 bertepatan dengan 23/3/1995 M)

5. Celaan Mereka Kepada Para Sahabat.

Muhammad Mis’ari berkata, “Aku menganggap Mu’awiyyah adalah perampas kekuasaan, dan dia akan mendapat balasan kejahatannya dari Allah pada hari kiamat, tetapi aku tidak mengafirkannya…” (Pernyataan resmi Lajnah Difa’ ‘An Huquq Syar’iyyah, London, kamis 22/10/1415 bertepatan dengan 23/3/1995 M). Dan masih banyak lagi penyimpangan-penyimpangan mereka dari manhaj yang lurus yang tidak bisa kita sampaikan di sini karena keterbatasan tempat, tetapi dari uraian singkat di atas Insya Allah bisa dinilai siapa mereka.

6. Hubungan kelompok Sururiyyah dengan Sayyid Quthb.

Membicarakan kelompok Sururiyyah tidak lepas dari Sayyid Quthb dan pemikiran-pemikirannya, karena tokoh-tokoh kelompok Sururiyyah adalah para pemuja, pembela Sayyid Quthb dan pemikiran-pemikirannya, sebagaimana dikatakan oleh Muhammad Surur dalam kitabnya Dirasat fi Shirah Nabawiyyah hal. 321-323, “Sayyid Quthb dizalimi oleh dua kelompok manusia, dizalimi oleh sebagian murid-muridnya dan pengagumnya karena mereka sangat kagum kepadanya, kagum pada keteguhannya di atas kebenaran dan kesabarannya menerima ujian di jalan Allah, kagum dengan keluasan wawasannya kebersihan fitrahnya, dan kedalaman pengetahuannya dan kami menyertai mereka dalam ini semua… Adapun kelompok lain, maka mereka tidak menyebut Sayyid Quthb kecuali dari segi kesalahan-kesalahan ilmiahnya, ada yang mengatakan dia Asy’ari, ada yang menyebutkan dia adalah penyeru wihdatul wujud, dan ada lagi yang menyatakan dia adalah tergolong kelompok khawarij yang ghuluw. Tidaklah Sayyid Quthb seorang Asy’ari dan tidak juga seorang shufi, dia adalah seorang sastrawan murid dari para ahli sastra, ketika dia menempuh jalan para da’i dia mengubah haluan menulis ilmu-ilmu islam seperti tauhid, tafsir dan lain-lain. maka Allah memberi taufik kepadanya dari tulisan-tulisannya… Tidaklah Sayyid Quthb tergolong pengikut pemikiran khawarij… tidak juga termasuk kelompok Mu’tazilah…”

Kami katakan, Sayyid Quthb adalah seorang Asy’ary dia menafsirkan Istiwa dengan “kekuasaan” sebagaimana dalam tafsirnya Fi Dzilalil Qur’an (1/53, 1/54, 3/ 1296, 3/1762, 4/2045 dan 5/2807), dia juga penyeru kepada wihdatul wujud sebagaimana dalam perkataannya dalam tafsirnya Fi Dzilalil Qur’an 6/4002, “Dialah wujud yang satu, tidak ada di sana hakekat kecuali hakekatNya, tidak ada di sana wujud yang hakiki kecuali wujudNya…”

Sayyid Quthb juga seorang shufi sebagaimana dalam perkataannya dalam Fi Dzilalil Qur’an 6/3291, “Di sana ada orang yang beribadah kepada Allah karena mereka mensyukuri nikmat-nikmatNya yang tidak terhitung, tidak melihat di balik itu surga atau neraka…”

Sayyid Quthb juga penganut paham Khawarij yang mengkafirkan masyarakat Islam secara keseluruhan sebagaimana dikatakan oleh muridnya Dr. Yusuf Al-Qardhawy, “Pada fase ini muncullah kitab-kitab Asy Syahid(?!) Sayyid Quthb yang mewakili fase terakhir dari pemikirannya yang menghasilkan pengkafiran masyarakat… dan pencanangan jihad ofensif kepada seluruh manusia.” (‘Aulawiyah Harakatul Islamiyyah hal. 110 dari perkataan Sayyid Quthb dalam masalah ini dalam dalam tafsirnya Fi Dzilalil Qur’an 2/1057).

Barang siapa yang ingin mengenal lebih lanjut pemikiran-pemikiran Sayyid Quthb untuk membentengi diri kita darinya, hendaklah membaca kitab Mauriduz Zilal fi Akhto’i Dhilal oleh Syaikh Abdullah Ad-Duwaisi, dan beberapa kitab Syaikhuna Al-Allamah Rabi’ Al-Madkholi seperti Adhwa’ Islamiyyah ‘ala Aqidati Sayyid Quthb wa Fikrihi, Matha’in Sayyid Quthb fi Ashaabi Rasulillah, dan Al-’Awashim Mimma Fi Quthb Minal Qowasim. Di sana akan tampak bahwa dia mencela Sahabat Nabi Musa, mencela para sahabat, mengatakan bahwa Al Quran adalah makhluk, menganut paham hulul dan jabariyyah, menolak sifat-sifat Allah dengan menempuh cara-cara jahmiyyah, menolak hadits-hadits shahih dalam masalah aqidah, mengimani paham sosialisme dan lain-lain…

Setelah ini semua, pantaskah ia di puja, dan di jadikan imam?! Demi Allah tidak, kecuali seorang yang hati dan akalnya telah terbakar oleh kultus individu dan fanatis buta, seperti tokoh-tokoh kelompok sururiyyah seperti Muhammad Surur dalam beberapa perkataannya di atas, Muhammad Shalih Al Munajjid dalam risalahnya Arba’una Nashihatan Liislahil Buyut hal. 23-25, Aidh Al-Qarni dalam kitabnya Lahnul Khulud hal.20, Salman Al-Audah dalam kasetnya Taqwimmul Rijal, dan masih banyak lagi dari kalangan mereka. Karena inilah maka kelompok Sururiyyah tidak ada bedanya dengan kelompok Quthbiyyah (penganut pemikiran Sayyid Quthb) yang lainnya seperti Ikhwanul Muslimin dan jamaah-jamaah takfir yang lain. (Diambil dari majalah Al-Furqon edisi 2 tahun IV Ramadhan 1425 H).

Sarana-Sarana Sururiyyah

Kelompok ini memiliki tiga sarana utama untuk melariskan pemikiran mereka, tiga sarana ini adalah:

1. Manhaj Muwazanah.

Yaitu manhaj yang mengharuskan bagi siapa saja yang mengkritik kesalahan person, tulisan ataupun kelompok untuk menyebutkan kebaikan dan kejelekannya secara bersamaan, karena ini adalah sikap yang adil menurut mereka. (Masalah ini telah kami bahas dalam Majalah Al-Furqon edisi 8 th. III hal 29-30 dengan judul “Ketimpangan Manhaj Muwazanah”).

2. Fikih Waqi’.

Yaitu fikih politik barat, dan memahami program rahasia mereka terhadap islam dan kaum muslimin. Tujuan pencetusan fikih waqi’ ini adalah mengangkat orang-orang barisan mereka ke barisan para ulama dan sekaligus merendahkan citra para ulama dengan slogan ini, yakni para ulama tersebut tidak memahami waqi’ (Masalah ini juga telah kami bahas dalam majalah Al-Furqon Edisi 10 th. III hal. 22-26 dengan judul “Fiqh Waqi/pemahaman Realita”).

3. Tatsabut.

Yaitu mengelabui umat bahwa mereka adalah orang-orang yang selalu meneliti dengan cermat semua berita-berita yang sampai, dengan cara ini mereka melariskan pemikiran-pemikiran mereka dan menghindar dari segala macam bantahan dan kritikan kepada mereka. Sarana ini digunakan mereka sebagai senjata pembelaan dan sekaligus senjata untuk menyerang, senjata untuk membela pemikiran-pemikiran, perkataan-perkataan, dan perbuatan-perbuatan mereka, dan sekaligus menyerang siapa saja yang mengkritik dan menjelaskan kesalahan mereka.

Semua sarana ini mereka suguhkan kepada umat dengan bentuk yang mujmal (global), dengan kalimat-kalimat samar yang mengandung kebenaran dan kebatilan, dengan kebatilan dari kalimat-kalimat ini mereka hantam kebenaran, inilah cara-cara ahli bid’ah dari masa ke masa sebagaimana di jelaskan oleh Al-Imam Ibnul Qayyim dalam kitabnya Shawa’iq Mursalah 3/925, Allah telah melarang cara-cara seperti ini dalam kitab-Nya:


وَلاَ تَلْبِسُواْ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُواْ الْحَقَّ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ


“Dan jangan kalian campur adukkan yang haq dengan yang batil dan janganlah kalian sembunyikan yang haq itu, sedang kalian mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 42)

Karena inilah -wahai saudara-saudaraku- waspadalah dan hati-hatilah terhadap kelompok sururiyyah ini! Mereka adalah kelompok yang menyebarkan kebatilan dengan cara terselubung, mereka tidak segan-segan menerbitkan dan mencetak kitab-kitab ulama salafiyyin dan membagi-bagikannya pada acara-acara mereka, tetapi dengan menyelipkan dan membagikan bersamanya tulisan gembong-gembong mereka, dengan cara itu mereka kelabui umat bahwa pemikiran-pemikiran gembong-gembong mereka adalah sama dengan pemikiran-pemikiran ulama-ulama Salafiyyin. (Al-Quthbiyyah hal. 158).

Mereka mengerahkan segala upaya untuk mengelabui tokoh-tokoh salafiyyin sehingga bergabung dengan mereka, sebagaimana hal ini terjadi pada Fadhilatusy Syaikh Abdullah bin Jibrin yang sempat mereka tarik dalam Jam’iyyah mereka yang bernama Lajnah Difa’ ‘An Huquq Syar’iyyah, tetapi hal ini tidak berlangsung lama -walhamdulillah- beliau segera mengumumkan bahwa beliau berlepas diri dari mereka sebagaimana dalam fatwa beliau pada tanggal 23 Rabi’ul Awal 1415 H.

Waspadalah wahai para du’at salafiyyin terhadap mereka, mereka berusaha dengan segala cara untuk menarik kalian dalam barisan mereka, untuk mengelabui umat bahwa mereka adalah salafiyyin bukan quthbiyyin!!

Kontradiksi Perkataan dan Sikap Kelompok Sururiyyah

Kelompok Sururiyyah adalah para “da’i politik”, maka perkataan-perkataan dan sikap-sikap mereka penuh kontradiksi sebagaimana para politikus pada umumnya, di antara kontradiksi mereka adalah:

1. Mereka melarang pemerintah Saudi Arabia meminta-minta bantuan orang-orang musyrik untuk menahan kebrutalan Saddam Husein, kemudian mereka mengatakan boleh meminta bantuan kepada kaum Rafidhah dan komunis untuk menahan Kabul dari serangan Amerika!!!

2. Mereka melarang orang-orang Kuwait meminta bantuan orang-orang musyrik untuk mengusir dan mengeluarkan Saddam Husein yang menduduki Kuwait, kemudian mereka membolehkan diri-diri mereka meminta suaka politik ke negeri kafir, bahkan kemudian bermukim di negeri kafir, bahkan dengan resmi menjadi warga negara kafir!

3. Mereka menyerukan keadilan terhadap semua makhluk, termasuk kaum komunis dan syaitan, dan mewajibkan untuk menyebutkan kebaikan dan keburukan mereka, tetapi hal ini tidak mereka lakukan terhadap para ulama-ulama Salafiyin yang berseberangan dengan mereka, mereka cela para ulama Salafiyin dan mereka juluki dengan julukan-julukan yang keji.

Komentar Para Ulama Tentang Kelompok Sururiyyah

Komentar Samahatusy Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz:

Ketika di sebutkan kepada Samahatusy Syaikh perkataan Muhammad Surur dalam kitabnya Manhajul ‘Anbiya fid Da’wah Ilallah 1/8 di atas beliau berkomentar: “Ini adalah kesalahan yang besar… kitab-kitab aqidah yang benar bukanlah kering, di dalamnya Firman Allah dan sabda Rasulullah… jika dia mensifati Al Quran dan As-Sunnah bahwa keduanya kering maka ini adalah kemurtadan dari Islam, ini adalah ungkapan yang rusak dan keji.”

Dan beliau ditanya tentang hukum menjual kitabnya, maka beliau menjawab: “Kalau pada kitab tersebut ada ucapan ini maka tidak boleh dijual dan wajib dirobek.” (Dari kaset muhadharah berjudul Afatul Lisan di kota Thaif tanggal 29/12/1413 sebagaimana dalam Ajwibah Mufidah hal. 57).

Samahatusy Syaikh Abdul Aziz bin Baz mengomentari Muhammad Mis’ari, juru bicara resmi mereka: “…termasuk orang-orang dengki dan jahil yang menjual agama dan amanahnya kepada Syaitan seperti Muhammad Mis’ary.” (Koran Al-Muslimun edisi 543 tanggal 2 shafar 1416 H sebagaimana dalam Madarikun Nadhar hal 218).

Komentar Al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al-Albani:

Ketika disebutkan kepada beliau perkataan Muhammad Surur dalam kitabnya Manhajul Anbiya’ fid Da’wah Ilallah 1/8 di atas beliau berkomentar: “Adakah seorang muslim mengucapkan ucapan seperti ini?” (Al-Maqalat As-Salafiyyah hal. 25 oleh Syaikh Salim al-Hilaly).

Komentar Syaikh Al-Allamah Shalih bin Fauzan Al-Fauzan:

Ketika disebutkan kepada Fadhilatus Syaikh perkataan Muhammad Surur dalam kitabnya Manhajul Anbiya’ fid Da’wah Ilallah 1/8 di atas beliau berkomentar: “Orang ini -Muhammad Surur- hendak menyesatkan para pemuda islam dengan perkataannya ini, memalingkan mereka dari kitab-kitab aqidah yang shahihah dan dari kitab-kitab salaf, dan dia arahkan para pemuda islam kepada pemikiran-pemikiran baru, dan kitab-kitab baru yang banyak mengandung syubhat-syubhat.

Kitab-kitab aqidah menurut Muhammad Surur kelemahannya adalah karena terdiri dari nash-nash dan hukum-hukum, di dalamnya ada perkataan Allah dan perkataan Rasulullah, sedangkan dia menginginkan pemikiran fulan dan fulan, dan tidak ingin nash-nash dan hukum-hukum. Maka wajib atas kalian -kaum muslimin- mewaspadai selundupan-selundupan pemikiran batil ini, yang bertujuan memalingkan para pemuda kita dari kitab-kitab salaf yang shalih.

Alhamdulillah kita telah cukup dengan peninggalan-peninggalan Salafusalih seperti kitab-kitab aqidah, dan kitab-kitab dakwah, bukan dengan gaya bahasa yang kering -seperti disangka oleh Muhammad Surur-, bahkan dengan gaya bahasa yang ilmiah dari Kitabullah dan dari Sunnah Rasul-Nya, seperti Shahih Bukhari, Shahih Muslim, dan kitab-kitab hadits yang lainnya, kemudian kitab-kitab sunan, seperti kitab As-Sunnah oleh Ibnu Abi Ashim, Asy-Syari’ah oleh Al-Aajury, As-Sunnah oleh Abdullah bin Al-Imam Ahmad, kitab-kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan muridnya Ibnul Qayyim, dan kitab-kitab Syaikhul Islam Al-Mujaddid Muhammad bin Abdul Wahhab. Wajib atas kalian untuk mengmbil dari kitab-kitab ini. Maka aqidah tidak boleh diambil kecuali dari nash-nash kitab dan Sunnah, bukan dari pemikiran fulan dan fulan.” (Ajwibah Mufidah ‘an As’ilatil Manahijil Jadidah hal. 55-56).

Komentar Syaikhuna Al Allamah Abdul Muhsin bin Hamd Al-Abbad:

Beliau berkata mensifati Muhammad Surur: “Orang yang dengki terhadap ulama ahli sunnah.” Beliau juga mengomentari Muhammad Mis’ari: “Dia adalah seorang yang begitu sangat kedengkiannya, tidak punya hubungan sama sekali dengan ilmu syar’i dan fikih agama, lari ke ibukota penjajah… semoga Allah merahmati Al-Imam Ath-Thahawi yang mengatakan: ‘dan ulama salaf yang terdahulu dan pengikut-pengikut mereka sesudahnya -ahli khabar dan atsar, dan ahli fiqih dan nadhar- tidak boleh disebut melainkan dengan kebaikan, dan barang siapa yang menyebut mereka dengan kejelekan maka tidaklah dia di atas jalan yang lurus…’” (Pengantar terhadap kitab Madarikun Nazhar fi Siyasah oleh Syaikh Abdul Malik Ramadhan Al Jazairi).

Penutup

Pada akhir bahasan ini kami berdoa kepada Allah agar menunjukkan dan membawa kita semua ke jalan yang dicintai dan diridhoi-Nya, dan hendaknya kita semua menyadari bahwa Allah telah memberikan nikmat yang sangat agung kepada kita yaitu ulama Salafiyin yang memiliki keteguhan langkah dalam menempuh manhaj salafush shalih.

Maka wajib bagi umat secara umum dan para pemuda islam secara khusus untuk menimba ilmu dari para ulama Salafiyin, beramal sesuai dengan amalan mereka, beradab seperti adab mereka, menjaga kehormatan mereka, dan menempatkan mereka sesuai dengan kedudukan mereka yang agung.

Wajib atas setiap muslim untuk taat kepada para pemimpin dalam ketaatan kepada Allah, menasihati mereka dengan cara-cara yang syar’i, dan berusaha untuk mempersatukan kaum muslimin di bawah panji-panji mereka untuk menempuh jalan yang lurus.

Wajib bagi kita semua untuk berpegang teguh dengan manhaj salafush shalih, jangan sampai kita berpaling dari jalan yang lurus sehingga mengalami kerugian yang besar di dunia dan akhirat, karena keshalihan manhaj menentukan tempat seseorang di surga atau neraka sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al-Allamah Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan: “Keshalihan manhaj menentukan tempat seseorang di surga atau di neraka, jika dia mengikuti manhaj Rasulullah dan manhaj salafus shalih maka dia akan menjadi penghuni surga biidznillah, dan jika dia berada pada manhaj yang sesat maka dia diancam dengan neraka.” (Al-Ajwibah Mufidah hal. 77).

Semoga bermanfaat....

-Sahabatmu-Al Fawaid

(sumber: Majalah Al Furqon, Gresik)

***

Penulis: Ustadz Arif Fathul Ulum bin Ahmad Syaifullah
Dipublikasikan kembali oleh http://www.muslim.or.id/
· · Share

    • 'abu Ibni Ummihi' zadanallah ilman wa hirshan
      December 20, 2009 at 12:30pm ·
    • Abul Aswad Al Bayaty ijin share akhi...syukron lakum
      December 20, 2009 at 12:36pm ·
    • 'abu Ibni Ummihi' ‎@zein: samu lana rijalakum ya akhy alKarim
      December 20, 2009 at 3:30pm ·
    • Aku Hanya Menyampaikan Afwan,pak abu...kalo HASMI tuh yayasan apa yah?
      December 20, 2009 at 4:50pm ·
    • Ahmad Zen Alloohulmusta'an..bahkan pertanyaan pun kan diminta pertanggungjawabannya...Mari..Qt tengok diri Qt masing2...apa yg sudah Qt persembahkan tuk Islam n muslimin...
      December 20, 2009 at 6:03pm ·
    • Sholeh Hariyoto Ana rasa menyebarkan tulisan diatas sebagai bentuk partisipasi untuk kemuliaan islam agar mengetahui hakekat sururi sebenarnya karena di indonesia sururi dilebelkan sembarangan kepada orang2 yg tidak layak disebut sururi seperti koment muhammad zain diatas yg jg dilebelkan kepada penulis artikel ini, majalahnya serta web yg menyebarkan, mudah2an orang2 yg sering melebelkan sururi sembarangan kepada saudaranya ahlussunnah di indonesia diberi petunjuk oleh Allah Subhanahu wata'ala
      December 20, 2009 at 9:59pm · · 1 personLoading...
    • 'abu Ibni Ummihi' amin ya rabb
      December 20, 2009 at 10:01pm ·
    • Ferdiyanto Al Atsary jazakallohukhair..naam..akhi
      December 21, 2009 at 5:54am ·
    • Al Fawaid Nasihat untuk diri saya pribadi dan siapa saja yang berkenan menerimanya. Janganlah kita hanguskan amal shalih yang kita lakukan dengan mengumumkannya kepada dunia, bahwa kita telah melakukan sesuatu untuk kemuliaan Islam dan kaum muslimin. Artikel berikut hanya akan bermanfaat bagi yang mau membaca dan mengamalkannya: http://www.facebook.com/note.php?saved&&suggest&note_id=345387645174
      December 22, 2009 at 6:58am · · 1 personLoading...
    • Al Fawaid
      Allah Ta'ala berfirman:

      قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالأخْسَرِينَ أَعْمَالا الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا

      "Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-o...rang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya." (Al-Kahfi: 103-104)See More
      December 22, 2009 at 6:59am ·
    • Al Fawaid NASEHAT UNTUK PENDIRI ORGANISASI, JAMA’AH DAN PARTAI (Tafsir Al-Qur’an Surat Al-An’am: 159): http://www.facebook.com/note.php?note_id=234503430174
      December 22, 2009 at 7:15am ·
    • 'abu Ibni Ummihi' nas-alullah asSalamah wal afiah
      December 22, 2009 at 7:20am ·
    • Al Fawaid ‎@ Ummu Alfi Syabarrudin: KEDUSTAAN DAN KESESATAN BUKU : “Membongkar Kedok Salafiyyun Sempalan” (yang diedarkan oleh HASMI) http://www.facebook.com/note.php?note_id=220770350174
      December 22, 2009 at 7:31am ·
    • Ginanjar Indrajati
      ‎@ Koreksi untuk Saudara Bahrul Hub (baarakallah fiik)
      1) Situs Islam Gold itu, bagaimana itu akh? Kok pengelolanya tidak disebutkan. kalau begitu, tanggung jawabnya bagaimana?
      2) Tanggal berapa/kapan syaikh Al-Albani menyampaikan hal itu?
      Lal...u kalau "adil" mengapa tidak disampaikan sekalian kritikan Syaikh Al-Albani kepada Safar Al-Hawali? Saya kira Islam gold memang tidak menampilkannya..
      3) Kalau kita katakan Salman dan Safar salah dalam suatu hal, memang bukan berarti beliau itu salah dalam hal lain. AKAN TETAPI, apakah Anda tidak tahu bahwa Syaikh Al-Utsaimin menjelang akhir hayat beliau memberi nasehat kepada kita untuk tidak mendengarkan ceramah2 Salman Al-Audah/ Safar Al-Hawali, sampai beliau bilang

      “Jangan dengarkan kaset mereka. Aku nasihatkan anda untuk mendengarkan kaset Syeikh Ibnu Baz, Syeikh Al Albani dan kaset para ulama yang terkenal moderat dan tidak memiliki pemikiran revolusioner”.

      Silakan Anda baca sendiri di
      1) al Tahrir li Mas-alati al Takfir fi Qadhiyah al Hukumi bi Ghairi maa Anzalallah, atau
      2) Al As-ilah al Qathariyyah

      Lagipula, sepertinya islamgold itu seakan-akan jadi rujukan mereka yang membela salman al-audah / safar Al-Hawali, sepeti Wahdah Islamiyyah.
      See More
      December 22, 2009 at 10:15am ·
    • Al Fawaid FATWA ULAMA UMAT TERHADAP SAYYID QUTHB (1 & 2)
      http://www.facebook.com/notes/abu-muhammad-herman/fatwa-ulama-umat-terhadap-sayyid-quthb-1-2/388714515174
      December 22, 2009 at 2:16pm ·
    • Al Fawaid FATWA ULAMA UMAT TERHADAP SAYYID QUTHB (3 - Terakhir) http://www.facebook.com/notes/abu-muhammad-herman/fatwa-ulama-umat-terhadap-sayyid-quthb-3-terakhir/388733850174
      December 22, 2009 at 2:23pm ·
    • Abu Nafisa Afwn,bisa antm sebutkn organisasi2 di indonesia yg brpemikiran sururi jazakallah
      December 29, 2009 at 7:17pm ·
    • Danish Saja Wah ini banyak ini anak-anak muda yang pada nyemplung seperti ini...
      January 21 at 4:10pm · · 1 personLoading...
    • AbuUmair AsSalafi InsyaAlloh tapia kenapa yah.... ustadz kami tidak mendakwahkan pemahaman tersebut tapi dituduh sururry? hingga mereka pernah menghajr kami.

      @abu nafisa: SALAH SATU surrury yang ane tahu :WI(WAHDAH ISLAMIYAH)
      August 4 at 9:58pm ·
    • AbuUmair AsSalafi InsyaAlloh http://www.muslim.or.id/

      Dan link tersebut juga dituduh surruy, padahal tulisan ini sebagai bantahan.
      August 4 at 10:01pm ·
    • Amang Ikak Abu hafisa...Kita ilmui dan fahami hakekat dari sururi itu sendiri, maka dengan sendirinnya kita akan tau siapa itu sururi...wallohu a'lam.
      September 23 at 2:51pm · · 1 personLoading...
    • Abu Ayaz afwan, ga usah jauh2, ana aja kena tuduh surury hanya karena suka myimak kajian radio Rodja...hiks
      September 23 at 3:05pm · · 1 personLoading...
    • Amang Ikak abu ayaz...nasib ana serupa tapi ga sama, sama karena sering mendengarkan radio rodja ( tepatnya pas ana menautkan link radio rodja di fb)...tapi tuduhanya WAHABI...:)
      September 23 at 3:09pm · · 2 peopleLoading...
    • Abu Ayaz wah kalau di tuduh WAHABI, ana ikhlas2 aja tuh...hehe
      September 23 at 3:10pm ·
    • Al Fawaid FATWA KESESATAN JAMA’AH / ORMAS / YAYASAN WAHDAH ISLAMIYAH (Bag. 1): http://belasalafy.wordpress.com/2009/12/16/fatwa-kesesatan-jama%E2%80%99ah-ormas-yayasan-wahdah-islamiyah-bag-1/
      September 23 at 3:11pm ·
    • Al Fawaid FATWA KESESATAN JAMA’AH / ORMAS / YAYASAN WAHDAH ISLAMIYAH (BAG II): http://belasalafy.wordpress.com/2009/12/18/fatwa-kesesatan-jama%E2%80%99ah-ormas-yayasan-wahdah-islamiyah/
      September 23 at 3:11pm · · 1 personLoading...
    • Al Fawaid FATWA KESESATAN JAMA’AH / ORMAS / YAYASAN WAHDAH ISLAMIYAH (Bag III): http://belasalafy.wordpress.com/2009/12/23/fatwa-kesesatan-jama%E2%80%99ah-ormas-yayasan-wahdah-islamiyah-bag-iii/
      September 23 at 3:12pm · · 1 personLoading...
    • Abu Hudzaifah As-sirriy 'Adnan akhi fillah ana di tag donk....jazakallahu khairan..
      September 23 at 7:11pm via Facebook Mobile ·
    • Abey Al Ghuroba' Bali Wah kalo ana dituduh karena masih ngaji sama Ustadz2 yang dituduh.
      September 23 at 11:16pm ·
    • Adi Ziyad Pengumuman:

      Afwan, ana bukan anggota HASMI atau WI jadi jangan dikait2kan dengan sururi

      hehehehe....
      September 23 at 11:36pm via Facebook Mobile · · 1 personLoading...
    • Husen Assalafy Majalah Al-Furqon tdk menyebutkan mna sj organisasi2 yg ada di negri2 islam terutama di indonesia yang memiliki hub/link dg organisasi yg ada di inggris tsb,sehingga umat bisa lebih berhati2 agar tidak terkena fitnahnya...karena para ulama ahlussunnah senantiasa menasehatkan untuk berhati2 dlm mengambil ilmu,teman duduk/majlis
      September 24 at 12:55am · · 1 personLoading...
    • Husen Assalafy Adapun sebutan sururi memang tdk tepat di tujukan kepada ikhwah yang ikut talim kepada ustadz Zaenal Abidib,Yazid jws dll.
      September 24 at 1:01am · · 2 peopleLoading...
    • Andi Al Atsary setuju dng akhi husen..
      September 24 at 1:26am ·
    • Hendra Al-Bantany Ana ikut di tag ya akhi.Syukron.
      September 24 at 1:36am via Facebook Mobile ·
    • Abu Hilyah Al Fasiri barakallohufiekum....semoga kita tetap disatukan diatas aqidah yg haq
      September 24 at 11:31am ·
    • Abu Nafisah Joko Alhamdulillah
      September 24 at 4:58pm ·
    • Rits Moslem Moslem i like this!!!
      September 25 at 7:52pm via Facebook Mobile ·
    • Nantera Syairera ijin share ya akhi..
      September 27 at 2:29pm ·
    • Saiful Muchlish jangan takut pada tahdzir, jadikan itu sebagai nasehat dan pelajaran. bentengi diri kita masing-masing, kalo perlu gali terus informasi tentang sururiyah, hanya semata-mata untuk memeranginya dalam diri kita, untuk menjauhinya sejauh-jauhnya.
      October 4 at 7:58pm ·
    • Saiful Muchlish Subhanalloh, luar biasa. Semoga kita akan semakin bertambah wawasan pengetahuan kita tentang bahaya-bahaya mengintai di sekitar kita. Semoga Alloh senantiasa melindungi dan menjaga kita dari bahaya fitnah di jalan ini, dan semoga Alloh meneguhkan iman kita dan menguatkan langkah kita dan memantapkan hati kita untuk tetap kokoh berpegang pada sunnah. Amin
      October 9 at 11:59am ·
    • Muhammad Gozali jazakallohu khair akh...barokallohu fiik....
      5 hours ago ·
    • Syafri Wawan
      note yang bagus akhi...barakallahu fiik...

      Ustadz Dr. Ali Musri -hafizhahullah- menasehatkan bahwa kenalilah hakikatnya, karena jika kita hanya sekedar mengenal person2 atau organisasinya maka nama person/organisasi bisa saja berubah, sedang...kan hakikat tidak akan berubah...

      kalau ana boleh kasih usul, akhi...mungkin antum bisa tambahkan link download kajian Ustadz Dr. Ali Musri -hafizhahullah- tentang hakikat surury...insya Allah kita bisa mengambil banyak faedah dari penjelasan beliau...

      Jazakallahu khair...
      See More
      4 hours ago · · 1 personLoading...
    • Eko K. Apriyanto Manteb ini pak,,
      4 hours ago ·
    • Just Febrina Syukron...tp sy msh bingung..
      4 hours ago via Facebook Mobile ·
    • Rabee' Ali Nufail barakallahu fykum
      4 hours ago ·